TASIKMALAYA (bisnis-jabar.com)
– Nelayan Pantai Cipatujah Kabupaten Tasikmalaya membutuhkan perahu
serta perlengkapan melaut untuk memaksimalkan tangkapan ikan. Kini
jumlah perahu sangat minim sementara nelayan cukup banyak.
Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Tasikmalaya
Dedi Mulyadi mengatakan, di 53 kilometer pesisir Pantai Cipatujah, ada
1.000-an nelayan sementara perahu hanya 200 unit.
Bagi nelayan yang tidak menggunakan perahu, mereka melaut di pinggir
pantai dengan memancing ataupun menangkap lobster dan kepiting
menggunakan peralatan seadanya.
“Setiap hasil tangkapan nelayan, sebesar 2% dipotong untuk PAD
melalui Koperasi Mina Bangkit. Jika tangkapan nelayan banyak, uang hasil
penjualan yang dapat disetorkan kepada pemerintah akan turut besar,”
ungkapnya, Rabu (8/8)
Berdasarkan data Koperasi Mina Bangkit, hasil tangkapan di Pantai
Pamayangsari tahun 2011, produksi nelayan mencapai 504.150 kg, jika
diuangkan setara dengan Rp4,8 miliar. Dari jumlah tersebut, uang yang
disetorkan ke PAD mencapai Rp107,9 juta. Pada 2012 hingga Juli, produksi
ikan mencapai 156.275 kg, jika diuangkan mencapai Rp1,7 miliar dengan
sumbangan ke PAD Rp37,3 juta.
“Nelayan menyetorkan hasil jual ikan tangkapa disumbangkan ke PAD,
itu hanya di Kabupaten Tasikmalaya. Di Kabupaten Garut dan Ciamis masih
sistem ijon atau dijual ke tengkulak tanpa ada kontribusi pada
pemerintah,” katanya.
Katanya, jika peralatan nelayan cukup memadai, hasil tangkapan
dipastikan bertambah, apalagi potensi ikan di tengah laut masih banyak.
Justru yang di tengah laut malah ditangkap nelayan dari luar negeri
karena mereka menggunakan kapal 20 GT ke atas.
“Jika infrastruktur pelabuhan bisa masuk kapal besar dan didukung
perahu berkapasitas besar, saya jamin sumbangan terhadap PAD dari hasil
laut akan lebih besar,” paparnya. (k55/ajz)
Sumber: http://bisnis-jabar.com/index.php/berita/nelayan-cipatujah-tasikmalaya-butuh-perahu
0 komentar:
Posting Komentar