“Potensi di kawasan Bandung Utara, mulai dari Burangrang,
Tangkubabanparahu, Ciater sampai Bukit Manglayang merupakan kawasan yang
dulu terpengaruh akibat letusan dahsyat Gunung Sunda. Kawasannya sangat
luas, panjangnya sekitar 40 km, lebarnya sekitar 20 km. Ini disatukan
dengan kawasan di Selatan dari Gunung Patuha sampai Gunung Papandayan.
Bukti-bukti untuk menjelaskan dari waktu ke waktunya tereservasi dengan
baik jadi bisa diangkat menjadi sesuatu keunikan yang luar biasa,” kata
Yunus.
Salah satu syarat untuk masuk dalam GGN disampaikan Yunus, potensi
tersebut harus berkelas dunia (outstanding). Hal ini penting dikaji
karena United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization
(UNESCO) atau Badan PBB untuk Pendidikan, Keilmuan dan Budaya UNESCO
akan membandingkan potensi yang diajukan dengan yang potensi lain yang
ada di dunia.
“Kita harus bisa buktikan outstandingnya seperti apa dan yang lebih
penting lagi harus ada interaksi manusia terhadap alam. Keberadan
Tangkubanparahu pasti ada kaitannya dengan masyarakat Sunda, misalnya
Gua Pawon bisa dibuktikan ada interaksi manusia. Replika manusia Pawon
ada di Geologi di museum. Artefaknya banyak ketemu di Dago Pakar dan
tempat lain. Ini akan diceritakan pada UNESCO,” katanya.
Sementara itu, rangkaian potensi di kawasan Tasikmalaya Selatan
hingga Cipatujah. Di tempat ini objeknya kebanyakan pantai, lembah
sungai, dan gua yang di dalamnya ada sungai mengalir. Yunus mengatakan
objek unggulan kawasan ini adalah Cukang Taneuh (Green Canyon), Sungai
Cimedang yang punya jasper merah di daerah Kampung Cibunian, Tasikmalaya
Selatan, Batu Karas dan daerah Cipatujah yang punya fenomena gunung api
purba di bawah laut. (A-199/A-88)***
Sumber: http://www.pikiran-rakyat.com/node/217505
0 komentar:
Posting Komentar