Tuesday, 13 September 2011
http://www.seputar-indonesia.com/edisicetak/content/view/427239/
TASIKMALAYA– Kematian 258 ekor ayam di Kampung Cikatulampah, Desa
Padawaras, Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya, positif
terjangkit virus H5N1 atau flu burung.
Berdasarkan hasil penelitian rapid test yang keakuratannya dinilai hingga 60% menyatakan positif kendati saat ini masih menunggu hasil uji laboratorium di Bandung. Menurut Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (DPPK) Pemkab Tasikmalaya Idik Abdullah, pemeriksaan yang dilakukan uji cepat serta ciri-ciri bangkai ayam bengkak, memar, dan daging serta kulitnya tampak warna kehitaman.
“Berdasarkan pengalaman sebelumnya sudah dapat dipastikan terjangkit flu burung,hal ini didukung pula dengan hasil rapid test menyatakan positif juga,”kata Idik. Pengujian yang dilakukan di Bandung, lanjut Idik, guna memastikan saja karena DPPK tidak puas jika hanya melakukan uji satu samplesaja sehingga dikhawatirkan meresahkan masyarakat di sana. “Hasil uji laboratorium biasanya baru dapat diketahui dua minggu, selanjutnya akan ditindaklanjuti dengan pemusnahan unggas di daerah tersebut apabila hasilnya 100% flu burung,”imbuhnya.
Sambil menunggu hasil uji laboratorium, DPPK menginstruksikan petugas peternakan di lapangan untuk terus meninjau dan melakukan investigasi khawatir masih adanya ayam atau hewan jenis unggas lainnya yang mati. Selain itu, petugas juga diminta melakukan penyemprotan disinfektan secara berkala agar virus H5N1 penyebab kematian ayam tidak menyebar luas. “Kemudian kondisi lingkungan juga harus diperhatikan oleh warga dengan menjaga kebersihan,juga kami minta untuk tidak memelihara unggas terlebih dahulu untuk saat ini dan jika ditemukan ada kematian langsung saja dikubur atau dibakar.
Kendati sejak laporan ayam mati mendadak, belum ditemukan ada warga yang terserang demam atau flu akibat virus yang ditularkan unggas itu,” ujar Idik. Ketua KNPI Kecamatan Cipatujah Yayan meminta Dinas Kesehatan dan DPPK Pemkab Tasikmalaya untuk terus melakukan pemantauan ke lapangan dengan memberikan penyuluhan mengenai kematian mendadak sejumlah ayam milik warga itu.
“Warga di sini sudah resah dan khawatir flu burung akan menular kepada manusia, makanya saya berharap Dinas Kesehatan dan DPPK juga melakukan pembinaan dan penyuluhan kepada warga. Sehingga bisa mengerti tata cara pencegahannya sekaligus pada saat menghadapi persoalan seperti ini,”pungkas Yayan.
Berdasarkan hasil penelitian rapid test yang keakuratannya dinilai hingga 60% menyatakan positif kendati saat ini masih menunggu hasil uji laboratorium di Bandung. Menurut Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Dinas Peternakan Perikanan dan Kelautan (DPPK) Pemkab Tasikmalaya Idik Abdullah, pemeriksaan yang dilakukan uji cepat serta ciri-ciri bangkai ayam bengkak, memar, dan daging serta kulitnya tampak warna kehitaman.
“Berdasarkan pengalaman sebelumnya sudah dapat dipastikan terjangkit flu burung,hal ini didukung pula dengan hasil rapid test menyatakan positif juga,”kata Idik. Pengujian yang dilakukan di Bandung, lanjut Idik, guna memastikan saja karena DPPK tidak puas jika hanya melakukan uji satu samplesaja sehingga dikhawatirkan meresahkan masyarakat di sana. “Hasil uji laboratorium biasanya baru dapat diketahui dua minggu, selanjutnya akan ditindaklanjuti dengan pemusnahan unggas di daerah tersebut apabila hasilnya 100% flu burung,”imbuhnya.
Sambil menunggu hasil uji laboratorium, DPPK menginstruksikan petugas peternakan di lapangan untuk terus meninjau dan melakukan investigasi khawatir masih adanya ayam atau hewan jenis unggas lainnya yang mati. Selain itu, petugas juga diminta melakukan penyemprotan disinfektan secara berkala agar virus H5N1 penyebab kematian ayam tidak menyebar luas. “Kemudian kondisi lingkungan juga harus diperhatikan oleh warga dengan menjaga kebersihan,juga kami minta untuk tidak memelihara unggas terlebih dahulu untuk saat ini dan jika ditemukan ada kematian langsung saja dikubur atau dibakar.
Kendati sejak laporan ayam mati mendadak, belum ditemukan ada warga yang terserang demam atau flu akibat virus yang ditularkan unggas itu,” ujar Idik. Ketua KNPI Kecamatan Cipatujah Yayan meminta Dinas Kesehatan dan DPPK Pemkab Tasikmalaya untuk terus melakukan pemantauan ke lapangan dengan memberikan penyuluhan mengenai kematian mendadak sejumlah ayam milik warga itu.
“Warga di sini sudah resah dan khawatir flu burung akan menular kepada manusia, makanya saya berharap Dinas Kesehatan dan DPPK juga melakukan pembinaan dan penyuluhan kepada warga. Sehingga bisa mengerti tata cara pencegahannya sekaligus pada saat menghadapi persoalan seperti ini,”pungkas Yayan.
0 komentar:
Posting Komentar