JAKARTA, SRIPO — Situasi di Kota Ambon, Maluku, mendadak memanas akibat
kerusuhan yang dipicu tewasnya seorang tukang ojek motor. Hingga Minggu
(11/9) situasi mencekam masih berlangsung di Ambon sehingga Menteri
Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Djoko Suyanto, memerintahkan
Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu menggelar dialog dengan
tokoh-tokoh masyarakat setempat.
Djoko mengatakan telah melakukan koordinasi dengan Gubernur Karel Albert , Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo, Kepala Badan Intelijen Negara Sutanto, dan Panglima TNI Jenderal Suhartono, untuk mengembalikan situasi aman di Ambon.
“Mulai Minggu siang semua komponen sedang bekerja agar peristiwa itu tidak meluas. Sekitar pukul 16.50 WIB Gubernur Maluku melaporkan, situasi sudah mulai mereda. Pertemuan muspida dan tokoh-tokoh masyarakat akan dilakukan Minggu malam ini,” ujar Djoko Suyanto, di Jakarta, Minggu siang.
Djoko mengatakan telah melakukan koordinasi dengan Gubernur Karel Albert , Kapolri Jenderal Pol Timur Pradopo, Kepala Badan Intelijen Negara Sutanto, dan Panglima TNI Jenderal Suhartono, untuk mengembalikan situasi aman di Ambon.
“Mulai Minggu siang semua komponen sedang bekerja agar peristiwa itu tidak meluas. Sekitar pukul 16.50 WIB Gubernur Maluku melaporkan, situasi sudah mulai mereda. Pertemuan muspida dan tokoh-tokoh masyarakat akan dilakukan Minggu malam ini,” ujar Djoko Suyanto, di Jakarta, Minggu siang.
Selain melakukan komunikasi lisan, Djoko juga mengirim SMS kepada para
pejabat terkait. “Yang terhormat Gubernur Maluku, Kapolri, Pang TNI, dan
Kepala BIN. Mohon terus diantisipasi dan diikuti perkembangan isu SARA
di Ambon. Jangan lengah, karena pada masa lalu kejadian awal juga
seperti ini,” begitu pesan singkat (SMS) yang dikirim Djoko kepada para
pejabat terkait.
“Segera kumpulkan para tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, dan yang terkait untuk bersama-sama melakukan upaya damai dan tidak melakukan tindakan anarkis,” tambah Djoko dalam SMS-nya.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Anton Bachrul Alam, menegaskan kematian tukang ojek bernama Darkin Saimen di kawasan Gunung Nona, Ambon, murni akibat kecelakaan tunggal, bukan pembunuhan.
“Hasil otopsi dari dokter dan keterangan saksi di lokasi kejadian menyebutkan Darkin tewas akibat kecelakaan murni,” kata Anton Bachrul Alam seusai mengikuti rapat dipimpin Kapolri Trimur Pradopo di Mabes Polri, Jakarta, Minggu.
Dikatakan, Sabtu malam si tukang ojek mengendarai motornya dari arah stasiun TVRI, kawasan Gunung Nona, menuju Pos Benteng. Di sekitar pos tersebut, dekat tempat pembuangan sampah, Darkin kehilangan kendali dan menabrak pohon gadihu serta rumah warga bernama Okto.
Korban segera dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong. Belakangan muncul isu yang menyebar luas, tukang ojek tersebut tewas karena dibunuh kelompok warga di lokasi kecelakaan.
“Itu bisa dibuktikan dari hasil otopsi. Murni kecelakaan. Oleh karena itu kami imbau masyarakat untuk menahan diri. Berdasarkan keterangan saksi dan hasil otopsi, tidak ada tanda-tanda kekerasan. Itu kecelakaan murni. Kami berharap masyarakat memahaminya,” kata Anton.
Sebelumnya, Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Komjen Pol Sutarman menyatakan kerusuhan mulai muncul usai pemakaman jenazah korban. “Kecelakaan lalu lintas tunggal, out of control,” katanya.
Gubernur Prihatin
Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu mengaku prihatin terkait kerusuhan di Ambon. “Hentikan ketegangan yang mengarah kepada pertikaian antarkelompok karena hanya penderitaan berkepanjangan akan dirasakan sebagaimana konflik sosial pada 1999,” tegasnya.
Gubernur menandaskan ketegangan yang terjadi janganlah diarahkan ke persoalan agama.
“Ini sebenarnya masalah hukum yang telah ditangani aparat penegak hukum untuk menuntaskannya,” ujar Karel.
“Segera kumpulkan para tokoh-tokoh agama, tokoh masyarakat, dan yang terkait untuk bersama-sama melakukan upaya damai dan tidak melakukan tindakan anarkis,” tambah Djoko dalam SMS-nya.
Kepala Divisi Humas Mabes Polri, Irjen Pol Anton Bachrul Alam, menegaskan kematian tukang ojek bernama Darkin Saimen di kawasan Gunung Nona, Ambon, murni akibat kecelakaan tunggal, bukan pembunuhan.
“Hasil otopsi dari dokter dan keterangan saksi di lokasi kejadian menyebutkan Darkin tewas akibat kecelakaan murni,” kata Anton Bachrul Alam seusai mengikuti rapat dipimpin Kapolri Trimur Pradopo di Mabes Polri, Jakarta, Minggu.
Dikatakan, Sabtu malam si tukang ojek mengendarai motornya dari arah stasiun TVRI, kawasan Gunung Nona, menuju Pos Benteng. Di sekitar pos tersebut, dekat tempat pembuangan sampah, Darkin kehilangan kendali dan menabrak pohon gadihu serta rumah warga bernama Okto.
Korban segera dilarikan ke rumah sakit, namun nyawanya tak tertolong. Belakangan muncul isu yang menyebar luas, tukang ojek tersebut tewas karena dibunuh kelompok warga di lokasi kecelakaan.
“Itu bisa dibuktikan dari hasil otopsi. Murni kecelakaan. Oleh karena itu kami imbau masyarakat untuk menahan diri. Berdasarkan keterangan saksi dan hasil otopsi, tidak ada tanda-tanda kekerasan. Itu kecelakaan murni. Kami berharap masyarakat memahaminya,” kata Anton.
Sebelumnya, Kepala Badan Reserse dan Kriminal (Bareskrim) Komjen Pol Sutarman menyatakan kerusuhan mulai muncul usai pemakaman jenazah korban. “Kecelakaan lalu lintas tunggal, out of control,” katanya.
Gubernur Prihatin
Gubernur Maluku Karel Albert Ralahalu mengaku prihatin terkait kerusuhan di Ambon. “Hentikan ketegangan yang mengarah kepada pertikaian antarkelompok karena hanya penderitaan berkepanjangan akan dirasakan sebagaimana konflik sosial pada 1999,” tegasnya.
Gubernur menandaskan ketegangan yang terjadi janganlah diarahkan ke persoalan agama.
“Ini sebenarnya masalah hukum yang telah ditangani aparat penegak hukum untuk menuntaskannya,” ujar Karel.
Ditegaskan,
aparat penegak hukum tengah bekerja untuk mengetahui apakah tewasnya
Darkin, warga Waihaong, ada unsur tindak pidana. “Usut dan tangkap
siapapun yang terbukti melakukan tindak pidana, selanjutnya diproses
hukum dan dijatuhi hukuman seberat-beratnya karena perbuatan tersebut
mengakibatkan warga kota Ambon dan sekitarnya menderita,” kata Gubernur.
Ia menyesalkan dampak kejadian itu berupa sejumlah kendaraan bermotor dan rumah terbakar, serta korban luka-luka. “Mari kita belajar dari konflik sosial pada 1999 lalu agar tidak terulang lagi karena hanya penderitaan berkepanjangan dirasakan masyarakat. Bahkan, butuh anggaran sangat besar untuk membangun kembali berbagai faslitas umum, sosial, dan permukiman warga,” ujar Gubernur.
Pemantauan di Rumah Sakit Alfatah, Rumah Sakit Bakhti Rahayu, Rumah Sakit Sumber Hidup dan RSUD dr M Haulussy, mendata seorang warga meninggal dunia dan puluhan lainnya terluka.
Ketegangan juga mengakibatkan sejumlah unit sepeda motor, mobil pribadi, maupun rumah penduduk di kawasan Tanah Lapangan Kecil, Kecamatan Nusaniwe, terbakar. (tribunnews/coz/yat/ant)
Ia menyesalkan dampak kejadian itu berupa sejumlah kendaraan bermotor dan rumah terbakar, serta korban luka-luka. “Mari kita belajar dari konflik sosial pada 1999 lalu agar tidak terulang lagi karena hanya penderitaan berkepanjangan dirasakan masyarakat. Bahkan, butuh anggaran sangat besar untuk membangun kembali berbagai faslitas umum, sosial, dan permukiman warga,” ujar Gubernur.
Pemantauan di Rumah Sakit Alfatah, Rumah Sakit Bakhti Rahayu, Rumah Sakit Sumber Hidup dan RSUD dr M Haulussy, mendata seorang warga meninggal dunia dan puluhan lainnya terluka.
Ketegangan juga mengakibatkan sejumlah unit sepeda motor, mobil pribadi, maupun rumah penduduk di kawasan Tanah Lapangan Kecil, Kecamatan Nusaniwe, terbakar. (tribunnews/coz/yat/ant)
Sumber : Sriwijaya Post
0 komentar:
Posting Komentar