Friday, 10 April 2009 11:46
Dari 63 PD BPR di Jabar, PD BPR Cipatujah di Kabupaten Tasikmalaya dinilai memiliki kinerja paling baik.
Menurut Kepala Biro Perekonomian Jabar Eddy Sundhayana PD BPR Cipatujah mencatatkan akumulasi modal disetor paling besar hingga 137% sehingga kekurangan modal pun malah minus 37%.
"Kuncinya adalah kerja keras dan disiplin," kata Atang, Direktur Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat/Lembaga Keuangan (PD PBR LPK) Kecamatan Cipatujah, Kab. Tasikmalaya, beberapa waktu lalu.
Atang mengatakan hal itu ketika ditanya tentang kiat dia dalam mengelola PD PBR LPK Cipatujah, sehingga berhasil menjadi salah satu lembaga keuangan tersehat di Jabar. Namun, Atang tidak mau menjelaskan lebih lanjut mengenai kerja keras dan disiplin. Alasannya, untuk berbicara kepada pers mesti izin terlebih dahulu ke pemilik.
Kelompok Pengawasan Bank di Bank Indonesia (BI) Wilayah Kerja Tasikmalaya Muklash memberikan sedikit gambaran tentang kerja keras dan disiplin yang dilakukan oleh para pegawai LPK Cipatujah. Selama dua tahun melakukan pengawasan, dia melihat kinerja pegawai LPK itu sangat bagus. Mereka bekerja hingga malam hari untuk menuntaskan setiap permasalahan, termasuk dalam menagih ke nasabah yang bermasalah.
Selain itu, mulai dari penilaian untuk yang mengajukan kredit, analisis, hingga penagihan, benar-benar disiplin. Sehingga, kredit disalurkan tepat sasaran serta berjalan lancar. Tingkat kredit bermasalah di lembaga keuangan itu relatif kecil 1,34 persen jika dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya. Mereka telah membangun kepercayaan yang bagus dengan nasabahnya.
"Tidak heran kalau LPK Cipatujah cukup sehat. Manajemennya selektif dan tepat sasaran dalam memberikan kredit. Selain itu, pengawasan dan penagihannya juga bagus. Total aset LPK Cipatujah mencapai Rp 26,3 miliar," ujarnya.
Dana pihak ketiga yang masuk ke LPK Cipatujah pada tahun 2008 untuk tabungan mencapai Rp 9,3 miliar, depositonya Rp 5,4 miliar, modal disetor Rp 2 miliar. Total asetnya mencapai Rp 26,3 miliar. Jumlah kredit yang diberikan oleh LPK Cipatujah pada tahun 2008 mencapai Rp 22,4 miliar," ujarnya.
DPK yang dihimpun pada tahun 2008 menurut dia meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2007. Pada tahun 2007, untuk tabungan sebesar Rp 7,3 miliar atau naik lebih Rp 2 miliar dibandingkan dengan tahun 2008. Depositonya juga naik kurang lebih Rp 40 juta. Begitu juga laba bersihnya, terjadi kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kredit bermasalah, pada tahun 2007 mencapai 1,45%, lalu tahun berikutnya menurun menjadi 1,34 persen. "Kondisi itu menunjukkan kinerja keuangan yang bagus," katanya.
Jumlah nasabah LPK Cipatujah juga terus bertambah karena kepercayaan dari masyarakat semakin besar. Bahkan, nasabahnya tidak hanya dari Kec. Cipatujah, tetapi juga dari kecamatan sekitarnya, seperti Bantarkalong, Cikalong juga masuk ke LPK itu. "Sekalipun berada di ujung selatan Tasikmalaya, kinerja dan kepercayaan warga terus membaik," katanya.
Dengan kinerja perbankan yang bagus itu, telah mampu menjadi penggerak ekonomi di daerah Tasikmalaya selatan. Itu terlihat dari kemajuan daerah tersebut. Usaha dan perdagangan di daerah Cipatujah dan sekitarnya semakin pesat. (Undang Sudrajat /"PR"/Ais/Priangan)***
Sumber: Harian Pikiran Rakyat, Jum'at 10 April 2009
Dari 63 PD BPR di Jabar, PD BPR Cipatujah di Kabupaten Tasikmalaya dinilai memiliki kinerja paling baik.
Menurut Kepala Biro Perekonomian Jabar Eddy Sundhayana PD BPR Cipatujah mencatatkan akumulasi modal disetor paling besar hingga 137% sehingga kekurangan modal pun malah minus 37%.
"Kuncinya adalah kerja keras dan disiplin," kata Atang, Direktur Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat/Lembaga Keuangan (PD PBR LPK) Kecamatan Cipatujah, Kab. Tasikmalaya, beberapa waktu lalu.
Atang mengatakan hal itu ketika ditanya tentang kiat dia dalam mengelola PD PBR LPK Cipatujah, sehingga berhasil menjadi salah satu lembaga keuangan tersehat di Jabar. Namun, Atang tidak mau menjelaskan lebih lanjut mengenai kerja keras dan disiplin. Alasannya, untuk berbicara kepada pers mesti izin terlebih dahulu ke pemilik.
Kelompok Pengawasan Bank di Bank Indonesia (BI) Wilayah Kerja Tasikmalaya Muklash memberikan sedikit gambaran tentang kerja keras dan disiplin yang dilakukan oleh para pegawai LPK Cipatujah. Selama dua tahun melakukan pengawasan, dia melihat kinerja pegawai LPK itu sangat bagus. Mereka bekerja hingga malam hari untuk menuntaskan setiap permasalahan, termasuk dalam menagih ke nasabah yang bermasalah.
Selain itu, mulai dari penilaian untuk yang mengajukan kredit, analisis, hingga penagihan, benar-benar disiplin. Sehingga, kredit disalurkan tepat sasaran serta berjalan lancar. Tingkat kredit bermasalah di lembaga keuangan itu relatif kecil 1,34 persen jika dibandingkan dengan lembaga keuangan lainnya. Mereka telah membangun kepercayaan yang bagus dengan nasabahnya.
"Tidak heran kalau LPK Cipatujah cukup sehat. Manajemennya selektif dan tepat sasaran dalam memberikan kredit. Selain itu, pengawasan dan penagihannya juga bagus. Total aset LPK Cipatujah mencapai Rp 26,3 miliar," ujarnya.
Dana pihak ketiga yang masuk ke LPK Cipatujah pada tahun 2008 untuk tabungan mencapai Rp 9,3 miliar, depositonya Rp 5,4 miliar, modal disetor Rp 2 miliar. Total asetnya mencapai Rp 26,3 miliar. Jumlah kredit yang diberikan oleh LPK Cipatujah pada tahun 2008 mencapai Rp 22,4 miliar," ujarnya.
DPK yang dihimpun pada tahun 2008 menurut dia meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2007. Pada tahun 2007, untuk tabungan sebesar Rp 7,3 miliar atau naik lebih Rp 2 miliar dibandingkan dengan tahun 2008. Depositonya juga naik kurang lebih Rp 40 juta. Begitu juga laba bersihnya, terjadi kenaikan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Kredit bermasalah, pada tahun 2007 mencapai 1,45%, lalu tahun berikutnya menurun menjadi 1,34 persen. "Kondisi itu menunjukkan kinerja keuangan yang bagus," katanya.
Jumlah nasabah LPK Cipatujah juga terus bertambah karena kepercayaan dari masyarakat semakin besar. Bahkan, nasabahnya tidak hanya dari Kec. Cipatujah, tetapi juga dari kecamatan sekitarnya, seperti Bantarkalong, Cikalong juga masuk ke LPK itu. "Sekalipun berada di ujung selatan Tasikmalaya, kinerja dan kepercayaan warga terus membaik," katanya.
Dengan kinerja perbankan yang bagus itu, telah mampu menjadi penggerak ekonomi di daerah Tasikmalaya selatan. Itu terlihat dari kemajuan daerah tersebut. Usaha dan perdagangan di daerah Cipatujah dan sekitarnya semakin pesat. (Undang Sudrajat /"PR"/Ais/Priangan)***
Sumber: Harian Pikiran Rakyat, Jum'at 10 April 2009
9 komentar:
Dari luar sepertinya bagus, gak tau dari dalam,........ko karyawannya pada ngeluh,..........
Biasa itu mah lintah darat kenapa melarat
namanya orang mas, jangankan dikampung, dikota aja, namanya karyawan ga ada puasnya dan selalu ngeluh.
kita ga bisa lepas hidup dari namanya bank, sadar ga sadar, langsung atau ga langsung kita menjadi bagian lintah darat itu.
karyawannya mengeluh, betul kerja sampai malam tidak sebanding dengan penghasilaanya terutama karyawan kontrak, ada yang kerja 18 jam per hari, gimana tuh
owhhhh apakah anda salah satu karyawannya?
Dari sisi laporan keungan betul sehat... tapi manajemen ktr sngt tergantung satu figur, bukan timework(sistem).. apakah akan bertahan dikemudian hari apabila yg memimpin skrng berhenti...? lihat saja nanti...
kerja keras itu penting...
tapi yg lbh penting rezeky yg didapat halal...
ayo tetap semangat.. biar suami dirumah tambah sayang dan tdk berpaling ke lain kali...
team work :)
Posting Komentar